Kegiatan Pendampingan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di Kabupaten Majene, Rabu (02/10/2024). ist

Prevalensi Stunting Sulbar 30,3%, Targetkan Turun Dengan Program Zero Dose Immunization

MAJENE,- BKKBN Sulawesi Barat (Sulbar) menggelar kegiatan pendampingan Tim Pendamping Keluarga (TPK) dengan tema Zero Dose Immunization di Kabupaten Majene. Tujuannya meningkatkan kapasitas Tim Pendamping Keluarga dalam rangka percepatan penurunan angka stunting.

“Pendampingan dilakukan dengan tujuan terjadi perubahan perilaku keluarga. Caranya, melalui penyuluhan dan komunikasi, informasi, edukasi (KIE) dalam upaya peningkatan cakupan imunisasi dasar dan penurunan stunting  di wilayah Sulbar,” kata ketua Tim Kerja Pelatihan dan Pengembangan Perwakilan BKKBN Sulbar, Edwin Bara, S.Psi, MAP, dalam keterangannya, Rabu (02/10/2024).

Kegiatan digelar di Aula Hotel Amasi, Kabupaten Majene, Rabu (02/10). Turut hadir Penyuluh KB Ahli Madya Direktorat Bina Penggerakan Lini Lapangan Nopian Hendriana, S.ST,  MM, Ketua Tim Kerja Pengelolaan dan Pembinaan Tenaga Lini Lapangan, Padly Hadis Said, S.Sos; Tim Fasiitator KAP Pusat dan Fasilitator Provinsi serta Perwakilan INEY World Bank.

Pada kesempatan itu, Edwin mengungkap data angka prevalensi Stunting tahun 2023 di Sulbar capai 30,3 %, tertinggi kelima di Indonesia. Sementara Kabupaten Majene mencatat angka 30,5%, dengan penurunan sebesar 10,1% dari tahun sebelumnya.

“Untuk tahun 2024, target prevalensi  stunting di Sulbar ditetapkan pada 18,61%. Sementara Kabupaten Majene menargetkan penurunan hingga 20,79%, yang berarti ada penurunan 9,71% yang harus dicapai oleh Kabupaten Majene,” tuturya.

Edwin juga mengungkap angka stunting di Indonesia masih berada di level yang cukup tinggi, yaitu 21,5%, berdasarkan hasil Survey Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023. Padahal, WHO (Badan Kesehatan Dunia) sendiri merekomendasikan prevalensi stuntimg di bawah 20%.

Sementara Nopian Hendriana menekankan, keberhasilan pelaksanaan program tidak lepas dari pentingnya membangun komunikasi yang baik antara Tim Pendamping Keluarga dan masyarakat.

“Dengan komunikasi yang lebih akrab dan mendalam, diharapkan masyarakat yang awalnya ragu atau enggan untuk membawa anaknya ke Posyandu dapat lebih terbuka dan paham akan manfaat layanan kesehatan yang ditawarkan, terutama terkait imunisasi dasar, khususnya dalam pencegahan stunting,” jelasnya.

Menurut Nopian, program Zero Dose Immunization yang difokuskan pada Kabupaten Majene, menjadi salah satu langkah penting dalam menurunkan angka stunting di daerah ini.

“Dengan terus mengedepankan pendekatan komunikasi antarpribadi, diharapkan masyarakat semakin sadar dan aktif berpartisipasi dalam layanan kesehatan, terutama dalam upaya mencapai target penurunan stunting secara nasional,”

Lebih lanjut, Nopian menekankan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya memaksimalkan capaian penurunan prevalensi stunting menjadi 14%. Untuk memastikan Indonesia Emas 2045 tercapai. Bukan justru Indonesia cemas pada tahun tersebut.

“Kegiatan ini sangat strategis dalam mendukung percepatan penurunan prevalensi stunting, yang menjadi fondasi penting untuk mewujudkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045. Generasi sekarang adalah tumpuan masa depan bangsa,” pungkasnya.

Kegiatan ini menghadirkan 100 orang Tim Pendamping Keluarga dari Kecamatan Banggae, Banggae Timur dan Pamboang. (rls/thaya)

__Terbit pada
02/10/2024