55 Sayyang Pattudu Meriahkan Peringatan Maulid Nabi di Desa Batulaya Polman
POLEWALI MANDAR,- Pemerintah Desa Batulaya di Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, melaksanakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Minggu (03/11). Acara dimeriahkan karnaval Sayyang Pattudu atau kuda menari.
Rangkaian peringatan maulid nabi diawali dengan pembacaan barzanji berbahasa Mandar di Masjid Nurul Amin Kandemeng, Desa Batulaya. Lalu dilanjutkan karnaval sayyang pattudu yang memulai start di samping Masjid Nurul Amin.
Para penunggang sayyang pattudu atau kuda menari diarak berkeliling kampung melewati rute sepanjang lebih kurang 1,5 kilometer.
Penunggang kuda menari didominasi perempuan. Mereka tampak cantik dan mempesona dengan balutan baju adat hingga menarik perhatian ribuan penonton yang berdiri di sepanjang jalan.
“Jadi rangkaian kegiatan hari ini adalah maulid kemudian disertai arak-arakan kuda menari yang di Mandar dikenal namanya sayyang pattudu, disertai iringan kelompok rebana yang menjadi ciri khas,” kata Kepala Desa Batulaya Muhammad Sukriadi Azis kepada wartawan, Minggu (03/11/2023).
Menurut Sukriadi, peringatan maulid nabi rutin digelar setiap tahun di desa ini. Tahun ini tercatat ada sedikitnya 55 ekor sayyang pattudu yang meriahkan acara ini.
“Setiap tahun kita agendakan maulid seperti ini. Kuda hari ini kurang lebih 55 ekor, ada permintaan dari warga mudah-mudahan tahun depan bisa lebih meriah lagi dari hari ini,” ungkapnya.
Selain itu, Sukriadi juga mengungkapkan jika tahun depan pemerintah Desa Batulaya berencana menggelar sejumlah kegiatan tambahan untuk memeriahkan perayaan maulid nabi.
“Tahun depan akan kita rangkaian dengan beberapa kegiatan masyarakat. Bisa jadi pelaksanaannya bisa beberapa hari dan Insya Allah akan lebih meriah,” bebernya.
Terkait pembacaan barzanji yang menggunakan bahasa Mandar, Sukriadi menyebut jika hal tersebut sudah sering dilakukan warga Desa Batulaya khususnya pada perayaan maulid nabi.
“Kalau di Batulaya dilaksanakan pada maulid saja, kecuali ada kegiatan keagamaan yang mengundang warga kami (untuk melantunkan barzanji berbahasa mandar) bisa juga dilaksanakan,” pungkasnya. (thaya)