Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar(SD) Dinas Pendidikan Kabupaten Mamasa, Masmudin. (saldy)

Peserta Didik Penghayat Kepercayaan Mendapat Perhatian Khusus di Mamasa

MAMASA,- Dinas Pendidikan Kabupaten Mamasa memberikan perhatian khusus kepada peserta didik penghayat kepercayaan. Salah satunya dengan memberikan mata pelajaran agama serta guru khusus di bidangnya.

“Bahkan guru-guru pun dibimtek khusus buat peserta didik penghayat kepercayaan untuk bisa mengkontekstualkan kurikulum khusus penghayat kepercayaan, ” kata Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar(SD) Kabupaten Mamasa, Masmudin kepada wartawan, Selasa (18/07/2023).

“Sehingga terdapat kesetaraan dalam proses belajar mengajar di sekolah dan mendapat hak yang sama bagi semua peserta didik,” sambungnya.

Untuk diketahui, Mahkamah Agung telah mengeluarkan putusan MK 97/PUU-XIV/2016,  tentang kesetaraan akses layanan umum kependudukan bagi masyarakat Adat dan penghayat kepercayaan

Serta Permendikbud nomor 10 tahun 2014 tentang Pedoman Pelestarian Tradisi, dan Permendikbud no 27 thn 2016 tentang layanan pendidikan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa pada peserta didik penghayat di satuan Pendidikan.

Atas dasar itu, Dinas Pendidikan Kabupaten Mamasa memberikan perhatian khusus, apalagi di daerah ini terdapat peserta didik penghayat kepercayaan.

“Hal itu dibuktikan dengan persebaran peserta didik penghayat kepercayaan di berbagai sekolah di Kabupaten Mamasa. Seperti Kecamatan Rantebulahan, Kecamatan Bambang, Kecamatan Buntumalangka, Kecamatan Tabulahan serta wilayah Kecamatan Messawa,” beber Masmudin.

Sementara salah seorang guru penghayat kepercayaan, Cakdimuliadi mengungkapkan jika proses belajar peserta didik penghayat kepercayaan di sekolahnya berjalan lancar.

“Terkait peserta didik penghayat di satuan pendidikan sudah diberikan pelayanan yang baik oleh sekolah. Bahkan sampai saat ini belum terdapat laporan dari masyarakat tentang diskriminasi peserta didik khusus di tingkat SD Dan SMP,” tutur Cakdimuliadi yang menjabat sebagai Kepala SMP 5 Bambang.

Diakui Cakdimuliadi, Dinas Pendidikan Kabupaten Mamasa dan pihak sekolah telah memfasilitasi para guru agar pelayanan pendidikan bagi peserta didik penghayat kepercayaan bisa maksimal. Menurutnya, hanya ada beberapa sekolah yang belum maksimal memberikan pembelajaran bagi peserta didik penghayat kepercayaan.

“Hanya dari tingkat SMA memang masih ada kurangnya kebijakan dari pihak sekolah tetapi itupun hanya 1 atau 2 sekolah yang demikian,” bebernya.

Menurutnya, sekolah yang belum maksimal menerapkan kurikulum pembelajaran bagi peserta didik penghayat kepercayaan, karena beberapa kendala. Salah satunya karena kekurangan sumber daya manusia.

“Kendala yang dialami siswa adalah kurangnya guru agama sehingga pelayanan pendidikan di beberapa sekolah tidak maksimal, kemudian adalah kurangnya sumber daya yang dimiliki para penyuluh atau guru. Sehingga istilahnya tak ada rotan akar pun jadi, itu yang kami lihat saat ini terkait pelayanan pendidikan di satuan pendidikan, ” pungkas Cakdi. (saldy/thaya)

__Terbit pada
19/07/2023
__Kategori
Pendidikan, Sosial