
Renyah Camilan Keripik Talas Emak-emak di Mamasa Hasilkan Cuan Jutaan Rupiah
MAMASA,- Emak-emak bernama Suarlin (34 tahun) di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, berinovasi mengolah umbi talas menjadi camilan keripik renyah. Ide menyulap umbi tanaman yang tumbuh liar ini, kini menjadi usaha rumahan dan menghasilkan cuan jutaan rupiah per bulan.
“Ini awalnya sekedar coba-coba, karena di tempat saya banyak tumbuh tanaman talas, selama ini dijadikan pakan ternak saja,” kata Suarlin saat dijumpai wartawan di rumahnya beberapa waktu lalu.
Suarlin merupakan warga Desa Rantetangnga, Kecamatan Tawalian. Diakui, usaha camilan keripik yang terbuat dari umbi talas, telah ditekuni ibu tidak anak ini sejak setahun terakhir.
Menurut Suarlin, camilan keripik renyah berbahan umbi talas ini, awalnya dibuat untuk mengurangi biaya jajan ketiga anaknya. Dirinya tidak menduga, camilan keripik buatannya juga diminati orang lain.
“Jadi awalnya itu, saya buat untuk anak-anak, untuk mengurangi biaya jajan mereka. Tapi ternyata banyak yang suka, hingga akhirnya mulai banyak pesanan,” ungkapnya.
Proses pembuatan camilan keripik umbi talas terbilang mudah. Umbi talas yang telah dikupas kulitnya, terlebih dahulu diiris tipis, lalu direndam dalam air yang telah diberi garam selama lebih kurang 20 menit. Tujuannya, untuk menghilangkan kandungan getah pada umbi talas.
Setelah itu, irisan umbi talas digoreng menggunakan minyak panas dan api sedang yang harus selalu dijaga agar tidak gosong.

Agar lebih menarik, Suarlin memberi varian rasa menggunakan bumbu yang telah diracik khusus. Termasuk memanfaatkan gula merah untuk menghasilkan camilan keripik talas rasa caramel.
“Untuk melayani pesanan, rata-rata dalam sepekan, kita bisa menghabiskan tiga ratus kilo umbi talas untuk diolah menjadi keripik,” ujar Suarlin.
Meski pemasaran camilan keripik talas ini masih terbatas sekitaran kota Mamasa, Suarlin mengaku bersyukur lantaran omset yang diperoleh sudah mencapai jutaan rupiah per bulan.
“Meski pemasarannya masih terbatas sekitaran kota Mamasa saja, omsetnya bisa sampai satu juta rupiah perbulan,” tuturnya tersenyum.
Suarlin berharap, pemerintah setempat melalui dinas terkait memberi perhatian, agar usaha camilan talas yang ditekuninya semakin berkembang. Apalagi, tanaman talas cukup melimpah di daerah ini.
“Tentu kita berharap perhatian dari pemerintah, agar kami bisa semaki berkembang. Karena dengan adanya usaha rumahan ini, tentu banyak orang yang bisa diberdayakan, sehingga perekonomian warga semakin meningkat,” pungkasnya. (thaya)