Rumah warga ambruk akibat terjangan arus luapan sungai di Kelurahan Anreapi, Kecamatan Anreapi, Kabupaten Polewali Mandar, Jumat (20/01/2023).

Sebuah Rumah Warga di Anreapi Roboh Diterjang Luapan Arus Sungai

ANREAPI,- Sebuah rumah warga di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, roboh diterjang arus sungai yang meluap. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Pemilik rumah kini mengungsi ke tempat kerabat yang dianggap aman, tidak jauh dari lokasi kejadian.

“Pemilik rumah sementara saat ini berada di rumah kerabatnya di sekitar sini yang aman,” kata Kasubsektor Polsek Anreapi, Ipda Arifin kepada wartawan, Jumat (20/01/2023).

Terjangan arus sungai yang merusak rumah warga terjadi di Kelurahan Anreapi, Kecamatan Anreapi, sekira pukul 16:00 wita, Jumat (20/1). Rumah yang rusak milik warga setempat bernama Abbas (65 tahun). Rumah tersebut tepat berada di bantaran sungai Kunyi yang meluap.

Menurut Ipda Arifin, luapan sungai Kunyi disebabkan tingginya curah hujan di daerah hulu. Dia menyebut, kerusakan rumah berada pada bagian belakang yang roboh akibat tergerus arus sungai.

“Penyebab utamanya ini aliran sungai meningkat, diperkirakan karena hujan di hulu cukup deras, ini rumahnya warga kebetulan pada bagian belakang daput dan bagian kamar mandi rusak tergerus air, memang dekat dengan bantaran sungai,” bebernya.

Arifin juga memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun kerugian yang ditimbulkan ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.

“Kalau diperkirakan kerugian menurut korban kerugian materil sekitar 50 juta, korban jiwa nihil,” tandasnya.

Sementara Abbas mengungkapkan, jika luapan air sungai mulai terjadi sekira pukul 14:00 wita, Jumat (20/1). Saat itu sejumlah keluarganya sudah mulai mengungsi, sedangkan dirinya memilih bertahan di rumah.

“Sekitar jam dua air sudah naik tapi belum keras, saya lihat sudah membahayakan karena sudah naik ke pondasi rumah, keluarga lari, saya masih tinggal,” tutur Abbas yang dikonfirmasi terpisah.

Abbas mengaku baru meninggalkan rumah untuk menyelamatkan diri, setelah melihat rumahnya roboh. Menurutnya, luapan air sungai yang terjadi kali ini paling besar dibanding sebelumnya.

“Setelah air semakin naik saya mulai was-was, karena barusan begini tinggi sekali melewati pondasi rumah, sudah berbahaya, hilang semua pohon-pohon nahantam, roboh (rumah) saya lari,” tutupnya. (Thaya)

 

__Terbit pada
21/01/2023
__Kategori
Peristiwa