Murid SDN 045 Salarri belajar memanfaatkan ruangan UKS, Selasa (17/01). Ruangan kelas mereka terbakar pada Minggu (15/01/2023).

Puluhan Murid SDN 045 Salarri Polman Harus Belajar di Ruangan Darurat karena Kelasnya Terbakar

LIMBORO,- Puluhan murid SDN 045 di Desa Salarri, Kecamatan Limboro, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terpaksa mengikuti proses belajar dengan memanfaatkan ruangan darurat dengan kondisi memprihatinkan. Sebabnya, tiga ruang kelas yang selama ini mereka tempati untuk menuntut ilmu ludes terbakar.

Pantauan wartawan, Selasa (17/01), ruangan yang dimanfaatkan sebagai tempat belajar darurat, diantaranya ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), perpustakaan hingga perumahan guru. Ketiga ruangan ini dimanfaatkan puluhan murid terdiri dari kelas I, II dan III.

Proses belajar dilakukan dengan cara melantai tanpa menggunakan kursi. Hanya beberapa murid saja yang menggunakan meja. Kondisi tersebut, membuat para murid tampak mudah kelelahan hingga kesakitan karena kelamaan membungkuk.

“Menempati perumahan, UKS, dengan kelas III menempati perpustakaan, meja dan kursi untuk tiga kelas terbakar semua, jadi para murid harus melantai,” kata Kepala Sekolah SDN 045 Salarri Darwis kepada wartawan, Selasa (17/01/2023).

Agar tidak mengganggu konsentrasi para murid lantaran kelelahan saat mengikuti proses belajar secara melantai, Darwis mengaku akan mengurangi durasi setiap jam pelajaran.

“Akan dikurangi durasi belajar, agar anak-anak tidak capek duduk melantai,” ungkapnya.

Menurut Darwis, peristiwa kebakaran yang menghanguskan tiga ruang kelas di sekolahnya pada Minggu (15/01) lalu itu,  telah dilaporkan kepada pihak berwajib untuk melakukan penyelidikan. Dirinya mengaku belum mengetahui sumber api penyebab kebakaran tersebut.

“Saya sudah laporkan ke polisi untuk mencari tahu penyebab kebakaran, kita juga heran kenapa bisa terjadi kebakaran, selain tidak ada aliran listrik ke ruangan yang terbakar, kejadiannya juga pada saat sekolah sepi karena hari minggu,” tuturnya.

Salah satu ruangan kelas di SDN 045 Salarri kondisinya sudah rusak parah, Selasa (17/01/2023).

Selain itu, Darwis juga mengungkapkan jika puluhan muridnya yang terdiri dari kelas IV, V dan VI, saat ini harus mengikuti proses belajar dalam ruangan yang nyaris ambruk. Sebab, tiga ruang kelas lain yang dibangun sekira tahun 2007 itu dalam kondisi rusak parah dan belum pernah mendapat perbaikan.

Selain kayu dan papannya sudah lapuk, langit-langit ruangan yang masih terbuat dari anyaman pelepah rumbia mulai berjatuhan.

“Sudah lama kondisinya seperti itu (rusak parah), dari tahun 2007 itu ruangan, kerusakannya sudah lama,” ujarnya.

Diakui Darwis, kerusakan tiga ruang kelas yang tidak terbakar itu telah berulang kali dilaporkan untuk mendapat bantuan. Namun hingga saat ini belum ada perhatian.

“Sudah pernah diajukan permohonan bantuan, kalau tidak salah sudah dua kali, tapi sampai sekarang belum ada bantuan,” ucapnya.

“Mudah-mudahan ke depan saya punya sekolah, kasihan ini anak-anak, mudah-mudahan bisa kena rehab bangunan baru, total,” sambung Darwis menegaskan.

Harapan juga diungkapkan salah satu murid bernama Muhammad Fikri. Dia meminta pemerintah memberi perhatian, agar seluruh ruang kelas di sekolahnya yang kondisinya memprihatinkan dapat segera dibenahi.

“Sekolah habis terbakar, ruangan yang lain juga rusak karena sudah lama, buat belajar tidak nyaman, kita mau pemerintah segera memberi bantuan, agar sekolah kami bisa bagus,” tutupnya berharap. (thaya)

 

__Terbit pada
17/01/2023