Proses pembuatan keripik mangrove di Desa Laliko, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, Sabtu (06/08/2022).ist

Komunitas Sahabat Pesisir Latih Emak-emak di Laliko buat Keripik Mangrove

CAMPALAGIAN,- Sejumlah emak-emak di Desa Laliko, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, dilatih membuat keripik berbahan buah mangrove. Selain untuk meningkatkan perekonomian, tujuan pelatihan ini untuk meningkatkan kecintaan warga terhadap tanaman mangrove.

Kegiatan pelatihan berlangsung di kawasan wisata Gonda Mangrove Park, Desa Laliko, Sabtu siang (06/08) kemarin. Pelatihan digagas sekelompok pemuda yang tergabung dalam komunitas Sahabat Pesisir.

“Tujuannya untuk peningkatan perekonomian masyarakat, karena selama ini dibiarkan saja itu buah mangrove,”kata Ketua Komunitas Sahabat Pesisir, Ashari kepada wartawan, Sabtu (06/08/2022).

Ashari menyebut, sejak setahun terakhir, Komunitas Sahabat Pesisir telah memberdayakan emak-emak di daerah ini dengan berbagai kegiatan pelatihan.

“Satu tahun terakhir ini baru ada pelatihan pengolahan mangrove, tapi sebelumnya mereka (emak-emak), sudah terbiasa mengkonsumsi buah mangrove yang dicampur dengan beras,”ungkapnya.

“Ada juga pelatihan pembuatan minyak mandar, abon, lipaq saqbe (sarung sutra), termasuk kue brownies berbahan buah mangrove,”sambungnya.

Menurut Ashari, proses pengolahan buah mangrove menjadi keripik cukup mudah. Pertama-tama, kulit buah mangrove terlebih dahulu dikupas, kemudian dipotong berbentuk dadu, lalu direndam selama sehari semalam, untuk menghilangkan zat tanin.

“Setelah direndam, buah mangrove kemudian dicampur dengan remah dan terigu hingga berbentuk adonan, lalu digilas hingga bentuknya pipih, kemudian dibentuk sesuai keinginan,,”terangnya.

Setelah itu, adonan buah mangrove yang telah dibentuk, bisa langsung digoreng untuk dikonsumsi atau dikeringkan terlebih dahulu di bawah sinar matahari.

“Adonan buah mangrove bisa langsung digorengkan atau dikeringkan terlebih dahulu di bawah sinar matahari, jadi bisa digoreng kapan saja kita mau,”beber Ashari.

Diakui Ashari, kegiatan pelatihan juga upaya untuk meningkatkan kecintaan warga terhadap tanaman mangrove, yang terancam hilang meski memiliki banyak manfaat untuk kehidupan.

“Mereka (emak-emak) secara tidak langsung teredukasi lewat pemanfaatan buah mangrove, karena ternyata dengan menjaga ekosistem mangrove, ada hasil ekonomi yang bisa didapatkan selain manfaat ekologis dengan melimpahnya ikan dan sumber protein lain seperti kerang,”tandasnya.

Salah satu peserta pelatihan, Nurlia mengaku terkesan dengan adanya kegiatan pelatihan yang digagas Komunitas Sahabat Pesisir. Dia tidak pernah menduga, buah mangrove yang selama ini tidak mendapat perhatian, bisa diolah menjadi bahan makanan yang memberi nilai tambah.

“Ternyata bagus sekali, saya tidak habis pikir, bahwa buah mangrove bisa diolah menjadi bahan makanan dan ternyata enak, selain itu bisa jadi tambahan penghasilan buat ibu-ibu.”pungkas Nurlia sembari tersenyum. (Thaya)

 

__Terbit pada
07/08/2022
__Kategori
Inovatif, Inspirasi