Gambar ilustrasi. Sumber : int

Tukang Bakso

M Danial

BOLEH dibilang bakso merupakan makanan favorit semua kalangan. Digemari anak-anak, orang dewasa, maupun kakek-nenek. Digandrungi para tokoh ternama. Dari selebriti, pejabat, politisi, usahawan kaya. Penggemarnya mampir di tempat-tempat sederhana. Untuk menikmati bulatan-bulatan daging dengan kuah kaldu panas itu. Jarang yang menampik diajak makan bakso.

Kesukaan banyak orang menyantap bakso, menjadikan penjual bakso makin populer. Dikenal dengan sebutan Tukang Bakso. Sosok yang identik keramahan melayani pelanggannya. Tukang bakso identik pula dengan gerobak dorong. Yang selalu ditunggu datangnya. Di kampung-kampung maupun di kota. Di kompleks-kompleks perumahan, sekolah dan kampus, bahkan di kawasan perkantoran.

Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama sangat mengenal bakso. Salah satu makanan favoritnya semasa kecil tinggal di Indonesia. Ketika Obama berkunjung ke Indonesia sebagai Presiden AS, tahun 2010. Ia berpidato di Universitas Indonesia, menyebut bakso dan sate makanan kesukaannya.

Bakso tidak selalu dianggap  makanan selingan. Bakso kerap menjadi pengganti makan siang yang mengenyangkan. Tapi, bagi yang pendapatannya tidak menentu, bakso termasuk makanan mewah. Lantaran tidak setiap hari bisa membeli semangkuk bakso. Dengan beberapa biji bakso tusuk, cukup menjadi pengganjal perut dalam kondisi tertentu. Kehadiran tukang bakso dirasakan manfaatnya oleh banyak orang. Itulah sebabnya tukang bakso tidak boleh disepelekan. Tidak pantas menjadi bahan gurauan siapapun.

Profesi tukang bakso viral beberapa hari belakangan. Diberitakan berbagai media. Menjadi perbincangan nitizen di media sosial. Berawal dari pidato Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di depan peserta rakernas partainya di Jakarta, Selasa 21 Juni lalu. Megawati pada acara tersebut, menceritakan gurauannya kepada ketiga anaknya saat akan mencari pasangan. Dirinya mewanti-wanti semua anaknya agar tidak menjadikan tukang bakso sebagai pasangan.

“Jadi ketika saya mau punya mantu, saya sudah bilang ke anak-anak yang tiga ini. Awas lho kalau nyarinya kayak tukang bakso,” ujar Megawati saat berpidato dalam rakernas PDI Perjuangan tahun 2021 di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan (Kompas.com, 21/6/2022).

Ketua Paguyuban Pedagang Mie dan Bakso (PAPMISO), Lasiman menanggapi bijak ucapan Megawati tersebut. Ia meminta rekan-rekannya sesama tukang bakso tidak terpancing, apalagi emosional. Katanya, yang disampaikan Megawati tidak secara spesifik terhadap pribadi tukang bakso. Lasiman  menyebut Megawati adalah tokoh nasional. Sehingga tidak sembarang memilih calon menantu untuk anak-anaknya.

“Ibu Mega ini kan orang besar. Anak-anaknya juga orang besar. Kalau ibaratnya beliau-beliau ini kasta Brahmana, sedangkan kami tukang bakso ini kasta Sudra, masyarakat kecil. Siapa saja yang namanya orang tua kalau ingin meminang menantu kan harus dicari bebet, bibit, bobot. Mosok seorang pejabat besar mau mengambil tukang bakso, ya tidak mungkin,” jelas Lasiman, dikutip dari Suara.com (24/6/2022).

Dikutip dari Kompas.com (23/6), pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan gurauan Megawati soal tukang bakso memperlihatkan jargon partai wong cilik yang digaungkan tidak diresapi sebagai ideologi yang diperjuangkan. Tidak mencerminkan ideologi besar peduli pada wong cilik.

Banyak orang mengidentikkan tukang bakso adalah rakyat kecil. Tapi, jangan serta-merta mengecilkan tukang bakso. Produknya akan tetap menjadi kegemaran. Tukang bakso selalu ditunggu datangnya. Yang berkeliling dengan gerobak dorong, yang bersepeda dayung atau bersepeda motor. Tidak sedikit tukang bakso sudah menjadi hartawan. Bertranformasi menggunakan mobil: Warmob (warung mobil). Warung bakso dengan tenda sederhana di pinggir jalan di kota-kota tetap ramai pula.  Pengunjungnya mengistilahkan warung kentaki (kelihatan kakinya). Makin banyak restoran mewah menyajikan aneka menu dan rasa bakso. Yang dibuat oleh tukang bakso pula.

Bagi tukang bakso, bekerja mencari penghasilan yang halal. Keringatnya adalah berkah untuk anak-istrinya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup yang harganya makin mahal. Bagi mereka, yang penting penghasilan dari jalan halal. Bukan hasil korupsi atau cara-cara yang menyakiti rakyat kecil.  (*)

__Terbit pada
27/06/2022
__Kategori
Opini