Tumpukan sampah di pelataran Pasar Marasa, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Jumat (06/05/2022).

Penanganan Sampah di Wonomulyo Masih Buntu-Banyak Pedagang Berhenti Berjualan

WONOMULYO,- Penanganan sampah di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, masih buntu. Tumpukan sampah semakin menggunung dan berserakan di berbagai tempat, termasuk pasar. Banyak pedagang harus gulung tikar, lantaran tidak tahan berjualan di antara tumpukan sampah yang menimbulkan bau menyengat.

Seperti terlihat di kompleks Pasar Marasa, Kecamatan Wonomulyo, Jumat siang (6/5), sekira pukul 10:00 wita. Tumpukan sampah memenuhi pelataran pasar, yang biasanya dimanfaatkan para pedagang berjualan. Sampah yang menggunung, juga nyaris menutup salah satu akses jalan masuk ke kompleks pasar.

“Sudah banyak pedagang yang berhenti berjualan, kurang lebih lima belas orang, mereka tidak tahan dengan bau busuk sampah, tempat berjualan juga sudah dipenuhi sampah,”ungkap salah satu pedagang, Mina kepada wartawan, Jumat (6/5/2022).

Menurut Mina, sejak beberapa bulan menumpuk, upaya penanganan sampah di pasar ini baru sekali dilakukan pemerintah setempat bersama dinas terkait. Saat itu, hanya sebahagian sampah yang berhasil disingkirkan dan kini kondisinya bertambah banyak.

“Ini sampah sejak bulan dua sudah menumpuk. Sempat diangkut separuh, tapi berhenti, karena kabarnya tidak ada tempat pembuangan, akhirnya bertambah banyak,”tuturnya.

Diakui, sampah yang menumpuk di pasar ini, sebagian besar berasal dari rumah tangga. Upaya pedagang menegur warga yang kerap datang membuang sampah rumah tangga di kompleks pasar ini, justru mendapat perlawanan.

“Bukan sampah pasar, kebanyakan sampah rumah tangga yang sengaja dibuang ke sini. Kalau kita tegur, mereka justru marah,”terang Mina sambil mengusir lalat yang hinggap di atas barang dagangannya.

Pedagang lain, Irawan mengatakan, tumpukan sampah di pasar ini semakin banyak pasca hari lebaran. Sampah rumah tangga yang dibuang di pasar ini diangkut menggunakan motor, bentor (becak motor) hingga mobil.

“Sampah semakin banyak sejak habis lebaran. Karena sampah dari rumah orang, diangkut menggunakan motor, mobil dan bentor,”ujarnya.

Meski pendapatannya merosot akibat keberadaan tumpukan sampah yang menimbulkan bau menyengat, Irawan mengaku tidak dapat berbuat banyak selain bertahan berjualan.

“Penjualan sangat terganggu karena bau busuk. Meski berkurang (pendapatan), bertahan saja, kalau kita berhenti nanti mau makan apa,”kata Irawan.

Berdasarkan pantauan wartawan, tumpukan sampah tidak hanya terlihat di pasar Marasa Wonomulyo, tetapi juga di sepanjang jalan menuju terminal angkutan darat Wonomulyo, di sisi jalan sekitar Rumah Sakit Umum Daerah Wonomulyo, serta halaman Kantor Camat Wonomulyo, yang sampai saat kerap difungsikan sebagai lokasi penampungan dan memusnahkan sampah dengan cara dibakar. (Thaya)

__Terbit pada
07/05/2022
__Kategori
Sosial