Awaluddin dan Irwan Kadir, dua petani millenial asal Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, yang sukses kembangkan bibit padi varietas baru.

Sukses Kembangkan Bibit Padi Varietas Baru di Tengah Pandemi COVID-19

KISAH inspiratif ini datang dari dua petani bernama Irwan Bakri (33 tahun) dan Awaluddin (48 tahun), warga Kabupaten Polewali Mandar,Sulawesi Barat. Keduanya sukses mengembangkan padi varietas baru di tengah pandemi virus corona.

Kedua petani millennial ini tergabung dalam Kelompok Petani Alami, di Desa Bumimulyo, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar. Mereka mencoba berinovasi untuk meningkatkan hasil petani di masa pandemi yang sudah berlangsung hampir dua tahun.

Bagi dua petani ini, kehidupan ekonomi warga mengalami masalah, akibat pengaruh wabah corona yang tak kunjung usai. Pembatasan kegiatan masyarakat yang diterapkan pemerintah menjadi alasan untuk lebih baik berkarya menciptakan varietas baru tanaman padi sawah. Ide mereka pun tidak dibuang percuma, dan menggunakan waktu luang di tengah pembatasan kegiatan dan penerapan protokol kesehatan.

Irwan Kadir mengatakan, ide mengawinkan dua jenis bibit padi hingga akhirnya menghasilkan varietas baru, berawal dari keinginan menghasilkan bibit padi berkualitas untuk memenuhi kebutuhan petani yang tengah didera pandemi corona.

“Jadi yang kami lakukan sekarang ini adalah, mengupayakan bisa memproduksi sendiri benih unggul. Karena dalam menunjang proses produksi daripada budidaya tanaman, salah satu faktor penentu adalah benih,“ kata Irwan, Kamis (26/08/2021).

“Makanya, upaya kita sekarang adalah melakukan perkawinan silang dengan harapan padi yang kita silangkan ini mendapatkan benih unggul, usianya genjah, berasnya pulen, anakannya yang banyak, malainya yang panjang. Itu harapan kita untuk memenuhi kebutuhan petani,“ sambung Irwan.

Setelah hampir dua tahun, sejak pandemi COVID-19 melakukan serangkaian percobaan, upaya Irwan bersama Awaluddin mengawinkan padi merah dan padi hitam, untuk menghasilkan padi varietas baru akhirnya membuahkan hasil.

“Untuk melakukan uji coba ini sudah yang ketiga kalinya, pertama dan kedua gagal. Ketiga baru berhasil. Ini sudah kurang lebih dua tahun kami melakukan percobaan ini,“ ungkap Irwan.

Diakui Irwan, banyak kendala yang dihadapi selama melakukan serangkaian percobaan mengawinkan dua jenis padi. Apalagi upaya mengawinkan bibit padi dilakukan dengan cara sederhana, tanpa campur tangan pemerintah.

Kendati selalu gagal, hal tersebut tidak menyurutkan semangat kedua petani millennial itu untuk terus mencoba mengawinkan dua jenis padi, hingga akhirnya berhasil.

“Kendalanya, karena kami masih dalam proses pembejalaran, mungkin persoalan tekhnik belum dikuasai, pengalaman satu dua menjadi pelajaran berharga, di musim ketiga yang kami lakukan ada hasil yang kelihatan,“ terang Irwan.

Walau telah membuahkan hasil, baik Irwan maupun Awaluddin mengaku belum memberi nama bibit padi varietas baru yang berhasil dikembangkannya.

“ Varian barunya sudah kemarin. Sudah berhasil kita melakukan persilangan, saya liat itu ada hitam, ada merah dan ada coklat. Untuk penamaan kami belum beri nama, nanti di proses selanjutnya kemudian diberi nama, “ tandas pria 33 tahun itu.

Sementara itu, Awaluddin berharap, uji coba penamaman bibit padi varietas baru yang dikembangkannya, dapat segera dilakukan di areal persawahan. Apalagi, kata mereka, wabah corona masih sedang berlangsung.

“Semoga proses ini berjalan lancar, agar bibit baru dapat segera kita tanam pada lahan yang lebih luas, menghasilkan sesuai apa yang kita harapkan, khususnya meningkatkan kesejahteraan petani di masa corona ini,“ pungkasnya. (thaya/sur)

Editor: Sulaeman Rahman

 

__Terbit pada
26/08/2021