Kisah Sukses Adi Sucipto di Polman, Geluti Budidaya Anggur saat Pandemi

WONOMULYO,- Pandemi virus corona menjadi masalah bagi hampir semua orang. Betapa tidak, sejak pandemi terjadi, banyak warga yang kesulitan beraktifitas, hingga harus kehilangan pekerjaan.

Namun tidak bagi Adi Sucipto, warga Dusun Magelang, Desa Arjosari, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar.

Kendati harus meninggalkan pekerjaannya sebagai penjual siomay keliling, tidak membuat pria dua anak ini berkecil hati. Adi Sucipto tetap produkstif mengurus tanaman buah anggur di samping rumahnya, yang sejak beberapa bulan terakhir mulai mendatangkan rupiah yang tidak sedikit.

“ Hasilnya belum seberapa, tetapi Alhamdulillah, cukuplah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, apalagi sejak pandemi virus corona, “ ujar Adi Sucipto kepada wartawan di rumahnya, Jumat kemarin (28/05/2021).

Adi menceritakan, budidaya tanaman anggur yang ditekuninya, sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2015 silam. Namun waktu itu, hanya mengembangkan beberapa pohon saja, “ Setelah hasilnya diposting di media sosial, ternyata banyak yang respon dan banyak peminat. Sejak saat itu, saya mulai terpikir untuk melakukan pengembangan, “ kata pria berusia 40 tahun ini.

Seiring berjalannya waktu, pada akhir tahun 2019, Adi mengaku mulai memberanikan diri, memesan bibit tanaman anggur dari pulau jawa. Tanaman tersebut kemudian dikembangkan, pada lahan berukuran 10 x 24 meter di samping rumahnya, “ Sejak ada pandemi, saya bisa lebih fokus mengurusi tanaman anggur. Soalnya dulu saya jualan keliling, sekarang susah kemana-mana, jadi bisa lebih banyak mengurusi tanaman anggur ini, “ ungkap Adi tertawa.

Dalam beberapa bulan terakhir, pekarangan di samping rumah Adi yang dulunya tampak gersang kini berubah rindang oleh dedaunan tanaman anggur yang ketinggiannya mencapai dua meter. Dari balik daun terlihat ratusan tandan buah anggur yang menggantung. Kendati belum matang, warna hijau buah anggur ini, cukup menarik perhatian.

Diakui, 80 pohon tanaman anggur lokal maupun impor yang dikembangkan, mulai menunjukkan hasil. Dia menargetkan, setiap pohon tanaman anggur yang dikembangkan, paling sedikit mampu menghasilkan 6 kilogram buah anggur yang dijual seharga 80 ribu rupiah per kilogram, “ Saat ini saya ambil target paling sedikit saja, soalnya kita baru mulai. 6 kilogram per pohon, itu target paling sedikit, karena biasanya bisa menghasilkan lebih banyak dari itu. Pemasarannya saat ini, 80 ribu rupiah per kilogram, “ beber Adi sembari memangkas daun kering pada tanaman anggur miliknya.

Menurut Adi, usaha budidaya tanaman anggur ini sepenuhnya dilakukan secara otodidak. Dia mengaku mencoba melakukan pencangkokan varietas anggrek lokal dan impor, agar mendapatkan hasil lebih maksimal.

Ia juga mengaku, pengembangan tanaman anggur yang dilakukan di samping rumahnya, sempat mendapat cibiran dari warga. Apalagi tidak sedikit warga di sekitar tempat tinggalnya, yang memilih menggeluti usaha pembuatan batu merah, untuk menopang ekonomi keluarga, “ Ya begitu, tidak sedikit yang meragukan, mengejek lantaran tidak yakin, karena dianggap ini sesuatu yang tidak mungkin, “ kenang Adi menceritakan tantangan yang dialaminya.

Seiring berjalannya waktu, keraguan warga mampu dijawab Adi dengan keberhasilan. Tidak hanya mengundang perhatian warga setempat, tetapi juga warga dari luar daerah, “ Sekarang sudah banyak warga yang berdatangan, mau ikut mengembangkan tanaman anggur, “ tutur Adi bangga.

Apalagi, lanjut kata Adi, kawasan budidaya anggur miliknya, juga kerap dimanfaatkan warga sebagai tempat berwisata agro. Tidak sedikit warga yang datang, sekedar untuk melihat, sambil berfoto-foto di tengah lokasi budidaya.

Adi berharap, keberhasilan membudidayakan tanaman anggur tidak hanya dirasakan sendiri, tetapi juga seluruh warga di kampung halamannya, “ Saya ingin kampung ini bisa dikenal sebagai penghasil tanaman anggur, saya ingin seluruh warga bisa termotivasi, untuk ikut memaksimalkan pekarangan rumah, menjadi lahan produktif yang bisa memberikan nilai ekonomi tinggi, salah satunya dengan budidaya tanaman anggur, “  pungkasnya.

Untuk diketahui, selain menjual buah anggur hasil budidaya pada sepetak lahan di samping rumahnya, Adi juga mulai melayani permintaan bibit tanaman anggur, yang dijual seharga 100-150 ribu rupiah, tergantung usia dan tinggi tanaman bibit. Pemasaran bibit tanaman anggur miliknya, disebut sudah menyebar pada berbagai tempat di daerah ini. (Thaya)

 

 

 

__Terbit pada
29/05/2021
__Kategori
Inspirasi, Sosial