Naurafati (11 Tahun), gadis cilik asal Desa Tonyaman, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, saat merawat ayahnya yang sakit, Minggu (15/11/2020).

Mengharukan, Gadis Cilik di Binuang Rawat Kedua Orang Tuanya yang Sakit

BINUANG,- Jika umumnya anak-anak menghabiskan waktu dengan bermain dan belajar , sambil bermanja pada orang tua, tidak demikian Naurafati (11 tahun), asal Desa Tonyaman, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar.

Sudah hampir setahun lamanya, gadis cilik yang baru duduk di bangku kelas VI sekolah dasar ini, harus menghabiskan waktu untuk merawat Hasan (50 Tahun) dan Erna (40 Tahun), kedua orang tuanya yang menderita sakit di rumah.

Sejak enam tahun belakang, Hasan yang dulunya bekerja sebagai anak buah kapal , hanya dapat terbaring lemah di rumahnya karena menderita stroke. Sementara sang istri Erna, sudah hampir setahun sakit, loyo dan kerap sesak nafas, membuatnya tidak dapat lagi melaksanakan tugas sebagai ibu rumah tangga.

Karena itu, urusan rumah tangga, mulai dari memasak, mencuci dan membersihkan, menjadi tanggung jawab Naurafati, termasuk menyuapi dan membersihkan tubuh sang ayah yang kesulitan bergerak tanpa bantuan orang lain.

“ Setiap hari, mulai membersihkan hingga memberi makan menjadi tugas saya. Bapak sakit stroke, hanya bisa baring dan duduk, sementara ibu tidak tau sakitnya apa, loyo saja terus , “ kata Naurafati kepada wartawan, Minggu (15/11/2020).

Kendati kerap merasa iri melihat teman-temannya memiliki banyak waktu untuk bermain, Naurafati mengaku tidak bersedih, “ Tidak apa-apa, saya senang bisa merawat bapak dan ibu, saya berharap mereka berdua bisa segera sembuh, “ ungkap gadis cilik yang bercita-cita menjadi seorang dokter

Naurafati (11 Tahun) bersama ibunya Erna (40 Tahun), warga Desa Tonyaman, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Minggu (15/11/2020).

Sebenarnya, Naurafati memiliki dua saudara, masing-masing bernama Erwin (20 Tahun) dan Wahyu (17 Tahun). Namun, hampir setiap hari keduanya harus   melaut,  agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Olehnya itu, ketiga bersaudara ini bersepakat membagi tugas, membebankan tanggung jawab kepada Naurafati untuk merawat kedua orang tuanya, disaat saudaranya sedang melaut.

Tanggung jawab yang dipikul Naurafati terasa lebih ringan, jika kedua saudaranya sudah di rumah atau telah kembali dari melaut.

“ Anaknya tiga, satu perempuan dua laki-laki, yang laki-laki tidak sekolah, kerja di laut, kalau kakaknya melaut, yang jaga orang tuanya si kecil, semua dia yang urus, “ ungkap salah seorang kerabat Sappe.

Sappe mengaku, sudah sering kali meminta Naurafati bersama kedua orang tua dan saudara untuk tinggal bersamanya, namun ditolak, “ Mereka maunya tinggal di rumahnya sendiri, tidak mau kemana-mana, “ tandasnya.

Menurut Sappe, sejak jatuh sakit, Erna enggan memeriksakan diri ke rumah sakit, lantaran merasa takut, apalagi sejak adanya pandemi virus corona, “ Dia (Erna) tidak mau dibawah ke rumah sakit, katanya takut jangan sampai disangka corona, apalagi dia kerap merasa sesak nafas, “ bebernya.

Sementara itu, Kepala Desa Tonyaman Nursam mengungkapkan, Naurafati beserta kedua orang tua dan saudaranya, awalnya tinggal di daerah Ujung Lero, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, “ Ini warga pindahan dari Lero, beli lokasi di sini, dia bangun rumah di sini, dia memang sakit dari sana (Ujung Lero), makanya dia pindah agar dekat dengan saudaranya, “ terang Nursam.

Diakui Nursam, pihaknya telah berupaya memberikan bantuan, untuk meringankan beban Naurafati bersama kedua orang tua dan saudaranya, “ Kita pemerintah desa sudah berusaha maksimal memberikan bantuan, termasuk memberikan bantuan sosial seperti BLT, kita akan terus berupaya untuk memberikan bantuan,  “ pungkasnya.

Baik Naurafati beserta kedua saudaranya sangat mengharapkan adanya perhatian, agar sang ayah dan ibu tercinta, bisa segera sembuh dari penyakit yang dideritanya. (Thaya)

__Terbit pada
15/11/2020