
Curhat Penambang Pasir di Luyo, Kesulitan Hidup Akibat Pandemi Virus Corona
LUYO,- Pandemi virus corona memukul semua sektor kehidupan. Warga khususnya mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan, merasakan dampak besar penularan virus yang telah terjadi sejak beberapa bulan terakhir.
Seperti yang dirasakan sejumlah wanita penambang pasir dan batu kerikil di bantaran sungai Mapilli, Desa Baru, Kecamatan Luyo, Kabupaten Polewali Mandar.
Sudah beberapa bulan lamanya, mereka mengaku kesulitan mencari nafkah, untuk membuat dapur tetap mengepul. Sawiah salah satunya.
Saat wartawan berkunjung, Sawiah, sedang duduk di atas hamparan pasir basah, bersama penambang lainnya. Seluruh pakaian yang dikenakannya nyaris basah, sementara sebahagian tubuhnya telah tertutup gundukan pasir.
Tangan Sawiah tampak lincah, memanfaatkan ayakan plastik sebagai alat penyaring, untuk memisahkan pasir dan kerikil sungai, yang mengalir melalui pipa seukuran paha orang dewasa.
Sawiah mengaku, sebelumnya dia bersama penambang lainnya di daerah ini, bisa mengantongi rupiah sekurangnya 50 ribu rupiah perhari, namun sejak virus corona melanda, tersebut dirasakan sulit didapatkan karena kurangnya warga yang membeli material pasir atau kerikil.
“ Kalau dulu, kerja begini (menambang) dalam sehari biasa dapat 50 ribu rupiah, sekarang ada ada kadang tidak ada, “ kata Sawiah kepada wartawan, Kamis (19/11/2020).
Menurut Sawiah, sudah berbulan-bulan, permintaan terhadap material pasir dan kerikil semakin berkurang. Diakui, hal tersebut dikarenakan minimnya pekerjaan proyek yang biasanya memanfaatkan material pasir dan kerikil, “ Kalau dulu masih ada harapan, sekarang sudah tidak ada proyek yang jalan karena ada corona, tidak ada lagi yang beli pasir dan kerilil, kalaupun ada jumlahnya tidak seberapa, “ keluhnya sembari menghela nafas.
Kendati pemerintah telah mengucurkan sejumlah bantuan sosial, untuk meringankan beban warga yang terdampak pandemi virus corona, Sawiah mengaku jumlahnya sangat sedikit , tidak cukup untuk membuat dapur rumahnya tetap mengepul, “ Mana cukup pak, kebutuhan harian banyak, untung kalau ada anak-anak yang sudah bisa membantu mencari nafkah, “ ungkapnya.
Untuk itu, Sawiah dan penambang lainnya di daerah ini berharap, pandemi virus corona segera berakhir, agar kesulitan hidup yang mereka jalani saat ini usia. Mereka juga meminta pemerintah memberi perhatian serius, untuk meringankan beban ekonomi warga yang terdampak pandemi virus corona. (Thaya)